Muhammad Azriel Artinya

Muhammad Azriel Artinya

Dakwah Terang-terangan

Setelah Muhammad saw sampai pada kenabian, ia selama tiga tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, sebagian meyakini dengan melihat urutan penurunan ayat-ayat Alquran, bahwa jarak dakwah yang dilakukan secara umum dimulai tidak lama setelah pengangkatan dan pengutusannya menjadi nabi. Sebelum mengajak sanak famili, dakwah Nabi saw ketika itu dilakukan secara khusus. [25]

Pada permulaan, Nabi saw mengajak masyarakat untuk meninggalkan penyembahan patung berhala dan menyeru mereka untuk menyembah Tuhan Yang Esa. Pada mulanya semua salat hanya dua rakaat. Kemudian untuk mereka yang tinggal menetap, wajib mendirikan salat sebanyak empat rakaat dan untuk para musafir dua rakaat. Kaum muslimin ketika mendirikan salat dan beribadah kepada Tuhan, melakukannya secara sembunyi-sembunyi di celah-celah gunung dan di tempat-tempat yang jauh dari lalu lalang masyarakat.[26]

Sebagai suatu hal yang masyhur, bahwa ketika 3 tahun dari kenabian Nabi Muhammad berlalu, Allah swt memberikan perintah kepadanya untuk berdakwah ke tengah masyarakat dan mengajak mereka untuk menyembah Tuhan Yang Esa dengan firman-Nya:

Ibnu Ishaq menulis, setelah ayat–ayat tersebut turun, Nabi saw berkata kepada Ali as:

Ajakan Nabi kepada Kepala-kepala Negara untuk Masuk Islam

Pasca perdamaian Hudaibiyah, Nabi saw yang pada batasan tertentu merasa tenang dari penyelewengan-penyelewengan dan kelancangan-kelancangan Quraisy, pada tahun ke-7 H berencana untuk mengajak para pemimpin dan para raja yang memiliki kekuasaan di sekitar daerahnya. Kemudian beliau mengirimkan beberapa surat kepada imperatur Roma Timur, Iran, Najasyi dan juga Amir Ghasaniyan Syam dan Amir Yamamah.[71]

Disebabkan Perjanjian Hudaibiyah telah ditentukan bahwa setiap kabilah dapat mengikat tali perjanjian dengan kedua kelompok Quraisy atau muslimin. Khuza'ah mengikat perjanjian dengan Muhammad saw dan Bani Bakar mengadakan perjanjian dengan Quraisy. Pada tahun ke-8, terjadi pertempuran antara Bakar dan Khuza'ah, dan Quraisy membantu Bani Bakar untuk mengalahkan Khuza'ah. Dengan demikian, perundingan Hudaibiyah pun terbengkalai, karena Quraisy telah memerangi kabilah yang mengadakan perjanjian dengan Nabi saw. Abu Sufyan yang tahu akan hal itu, kekurangajaran ini jelas tidak lepas dari balasan, langsung dia pergi berangkat ke Madinah mungkin perundingan itu dapat diperbaharui akan tetapi dia datang dengan tidak membawa hasil.

Pada bulan Ramadhan tahun ke-8 H, Nabi saw bersama dengan 10.000 orang pergi beranjak ke Mekah. Dan pemberangkatan ini sengaja disusun dengan rapi supaya perjalanan beliau tidak diketahui oleh seorangpun. Setelah pasukan sampai ke daerah Mar al-Zhuhran, Abbas, paman Nabi, ketika malam keluar dari kemahnya, dan berhendak menemui seseorang di kota Mekah dan melalui perantaranya ia ingin memberikan pesan kepada orang-orang Quraisy bahwa sebelum mereka binasa hendaklah mereka berserah diri kepada Nabi saw. Pada malam itu, dia bertemu dengan Abu Sufyan dan ia melindunginya dan dibawa ke hadapan Nabi. Abu Sufyanpun menjadi muslim.

Di hari yang lain Nabi memerintahkan Abbas untuk menempatkannya di sebuah tempat yang layak sehingga pasukan muslimin berjalan lewat di depannya. Abu Sufyan yang melihat kebesaran muslimin kepada Abbas berkata: Kerajaan anak saudaramu sudah besar. Abbas berkata: Celaka engkau, ini adalah kenabian bukan kerajaan. Dia berkata: Ya begitulah! Abbas berkata kepada Nabi: Abu Sufyan adalah seorang laki-laki yang mau memiliki keistimewaan. Nabi berkata: Siapa saja yang kembali ke rumahnya dan menutup pintu rumahnya dia akan aman, siapa saja yang berlindung di rumah Abu Sufyan dia akan aman, siapa saja yang masuk ke Masjidil Haram dia akan aman. Pasukan yang begitu banyak perlahan-lahan memasuki kota Mekah. Ibnu Hisyam dan Ibnu Ishak meriwayatkan bahwa:

Nabi saw tiba di Masjid dan dalam keadaan mengendara mengelilingi Kakbah tujuh kali dan di depan pintu Kakbah berhenti dan berkata:

Penduduk Mekah melanggar segala bentuk pengakuan hukum, kecuali pelayanan kepada Kakbah dan pemberian minum kepada para jamaah haji. Nabi saw tinggal di Mekah selama dua hari dan membenahi seluruh pekerjaan kota. Salah satunya adalah mengirim orang-orang ke pinggiran-pinggiran Mekah supaya menghancurkan tempat-tempat peribadatan patung berhala dan patung-patung berhala yang mereka letakkan di dalam rumah Kakbah juga dihancurkan. Perbuatan yang dilakukan Nabi terhadap penduduk Mekah, telah menampakkan kemurahan Islam dan kebijaksanaan Nabi agama ini kepada para penentang. Quraisy yang selama 20 tahun ini tidak pernah lepas melecehkan dan menyakiti Nabi saw dan para pengikutnya takut dan khawatir akan pembalasan dan karena mereka mendengar jawaban mereka dari Nabi yang berkata: kalian semua telah aku bebaskan; maka semenjak hari itu, daripada mereka berperang dengan Islam, atas nama Islam mereka telah mengambil rencana untuk berperang dengan non muslim.[72]

Awal Perjalanan Ke Syam dan Ramalan Seorang Pendeta Nasrani

Para sejarawan menulis bahwa Muhammad ketika kecil pernah mengadakan perjalanan bersama Abu Thalib, pamannya ke Syam dan di pertengahan jalan pada sebuah tempat bernama Bashra seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya. Ia pun berpesan kepada Abu Thalib untuk menjaga Muhammad dari bahaya gangguan kaum Yahudi sebagai musuhnya. Dikarenakan para rombongan telah menjauh dari Bukhaira, pendeta tersebut menahan Muhammad sejenak dan berkata kepadanya, "Aku bersumpah, demi Latta dan Uzza, apa yang aku tanyakan padamu, jawablah!" Muhammad saw menjawab, "Jangan bertanya kepadaku dengan nama Latta dan Uzza, karena sesungguhnya tidak ada yang lebih aku benci dari kedua nama tersebut." Kemudian Buhaira memberikan sumpah kepadanya dengan nama Allah swt.[11]

Dari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum pernikahan Nabi Muhammad saw, adalah keikutsertaannya dalam sebuah perjanjian bernama Hilf al-Fudhul, di mana sebagian penduduk Mekah ketika itu juga ikut hadir dalam perjanjian tersebut supaya mereka "melindungi dari setiap orang yang terzalimi dan mengembalikan haknya". Nabi saw di kemudian hari memuji perjanjian ini dan mengatakan bahwa seandainya sekali lagi beliau diajak untuk mengadakan perjanjian semacam ini, beliau akan ikut serta. [12]

Ketika Muhammad saw berumur 25 tahun, Abu Thalib berkata kepadanya: "Rombongan Quraisy sudah mulai bersiap-siap untuk berangkat ke Syam. Khadijah binti Khuwailid telah memberikan modal kepada sekelompok dari keluargamu supaya mereka berdagang untuknya dan bersekutu dalam keuntungan. Jika engkau mau dia juga akan menerimamu." Kemudian dia berkata dengan Khadijah dan ia menerimanya. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Khadijah telah mengenal Muhammad dengan kepercayaan dan kebesaran yang dimilikinya, kepadanya dipesankan: Jika engkau siap berdagang dengan hartaku, aku akan membayar sahammu lebih tinggi dari yang lain. [13]

Setelah perjalanan dagang inilah Khadijah dinikahi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun.[14] Khadijah menjalani kehidupannya dengan Nabi Muhammad kira-kira selama 25 tahun dan akhirnya pada tahun 10 kenabian ia meninggal dunia. Setelah Khadijah wafat, Nabi menikah dengan Saudah binti Zam'ah bin Qais. Dan istri-istri Nabi setelahnya adalah: Aisyah, Hafsah, Zainab binti Khuzaimah bin Harits, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Ummu Salamah binti Abu Umayyah Makhzumi, Zainab binti Jahsy, Juwairiyah binti Harits bin Abi Dhirar, Shafiyah binti Huyai bin Akhtab, dan Maimunah binti Harits bin Hazan dan Mariah binti Syam'un. [15]

Khadijah Kubra adalah Ibu dari seluruh putra dan putri Rasulullah saw kecuali anak Nabi yang bernama Ibrahim. Karena Mariah adalah ibu bagi Ibrahim. Anak-anak Nabi saw selain Fatimah sa seluruhnya meninggal dunia di masa hidup Rasulullah, dan silsilah keturunannya hanya diteruskan oleh Sayidah Fatimah sa. Secara keseluruhan nabi memiliki 3 orang putra dan 4 orang putri. Dan mereka adalah:

Pertempuran dengan Kaum Yahudi

Pertempuran pertama dengan kaum Yahudi terjadi beberapa pekan setelah terjadinya perang Badar dan kemenangan besar kaum muslimin. Kaum Yahudi Bani Qainuqa' bertinggal di sebuah benteng di luar kota Madinah dan mereka sibuk dengan pekerjaan mereka berpandai emas dan besi. Para ahli sejarah menulis bahwa suatu hari seorang perempuan arab pergi ke pasar dan menjual barang-barangnya di pasar Bani Qainuqa' dan duduk di depan pintu toko pandai emas, salah seorang Yahudi mengikat pakaiannya pada salah satu yang ada dibelakangnya, lalu perempuan itu berdiri kemudian sebagian pakaiannya tersangkut dengan bagian yang terikat dan orang-orang Yahudi menertertawakannya. Kemudian perempuan itu berteriak memanggil kaum muslimin dan meminta pertolongan mereka.

Lalu perseteruan sengitpun meluap, seorang muslim menolong perempuan itu dan seorang Yahudi itu dibunuhnya. Kaum Yahudi mengamuk dan membunuh seorang muslim tadi kemudian fitnahpun memanas kebencian menyulut. Setelah kejadian ini, Nabi saw menakut-nakuti kaum Yahudi atas akibat perbuatan orang-orang Quraisy dengan apa yang mereka lakukan dan mengecam kepada mereka jika kalian masih mau tinggal di sini maka mereka harus menyerah. Bani Qainuqa' berkata: Kau jangan tertipu dengan kekalahan penduduk Mekah, mereka bukan pemuda-pemuda ahli perang. Jika kami berperang denganmu, maka akan kami tunjukkan padamu siapa kami dan apa yang dapat kami perbuat kepadamu. Kemudian Allah menurunkan ayat yang berkenaan dengan hal ini:

Nabi terpaksa mengepung dan mengurung mereka, dan pengepungan mereka berlangsung selama 15 hari, siang dan malam. Ketika mereka menyerahkan diri, Abdullah bin Ubay memohon-mohon supaya Nabi membiarkan mereka hidup dan tidak membunuh mereka, dan mengasingkan mereka ke kota Syam. Pengepungan sekelompok dari kaum Yahudi ini terjadi di bulan Syawal pada tahun kedua hijrah.[57]

Tahun ke-3 H, para Quraisy meminta bantuan kepada para sekutunya untuk bersatu menentang kaum muslimin dan dengan pasukan yang bersenjatakan lengkap bergerak berjalan menuju Madinah dengan dipimpin oleh Abu Sufyan. Mulanya Nabi saw ingin menetap di Madinah, namun pada akhirnya, beliau merencanakannya di luar kota untuk menghadapi pasukkan musuh yang datang dari Mekah. Di sebuah tempat dekat gunung Uhud, kedua pasukan berhadap-hadapan satu dengan yang lainnya dan meskipun pada mulanya kemenangan berada di pihak kaum muslimin namun dengan strategi yang digunakan oleh Khalid bin Walid dengan mengambil kesempatan dari kelalaian kelompok kaum muslimin, kaum musyrikin menyerang dari belakang dan mulai sibuk membunuh dan menghabisi kaum muslimin. Dalam peperangan ini Sayidina Hamzah paman Nabi saw syahid dan Nabi sendiri terluka dan isu terbunuhnya Nabi juga membuat semangat perang kaum muslimin menjadi lemah. Kaum muslimin sedih dan kembali ke kota Madinah dan beberapa ayat Alquran mengenai peristiwa ini turun, yang isinya mencakup belasungkawa kepada kaum muslimin.

Rasulullah SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Beliau memiliki sejumlah gelar, berikut 20 di antara gelar Nabi Muhammad SAW.

Gelar yang dimiliki Nabi Muhammad SAW diambil dari karakter keseharian beliau. Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri dalam Kitab Sirah Nabawiyah menceritakan, pada saat itu kaum Quraisy tengah melakukan renovasi pada Ka'bah dan Nabi Muhammad SAW ikut bergabung bersama dengan Abbas.

Ketika renovasi telah selesai mereka saling berdebat untuk menentukan letak dari al-hajar al-Aswad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW dengan perkataannya yang lemah lembut, akhlaknya yang utama dan sifat-sifatnya yang mulia memberikan saran.

Beliau adalah orang paling baik akhlaknya di tengah kaumnya hingga mereka menjulukinya al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Sebab, beliau berhasil menghimpun semua keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai orang lain.

Hal itu turut dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Kelengkapan Tarikh Rasulullah, bahwa nama Nabi Muhammad SAW bukanlah nama murni yang hanya berfungsi sebagai alat untuk memanggil.

Nama-nama beliau diambil dari karakter yang melekat pada diri beliau. Karakter-karakter tersebut menyebabkan beliau berhak mendapatkan pujian dan kesempurnaan.

Hal tersebut dijelaskan di dalam hadits Kitab Shahih Bukhari bahwa Rasulullah SAW memiliki lima nama,

حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنِي مَعْنٌ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِي الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي وَأَنَا الْعَاقِبُ

Artinya: "Telah bercerita kepadaku Ibrahim bin Mundzir berkata, telah bercerita kepadaku Ma'an dari Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku memiliki lima nama: aku adalah Muhammad, Ahmad, aku juga Al-Mahiy (penghapus) yang Allah SWT menghapuskan kekafiran melalui perantaraku, aku juga Al-Hasyir (penghimpun), maksudnya manusia akan berhimpun di bawah kaki (bersama)-ku dan aku juga (5) Al-Aqib (penutup) yang mana tiada nabi lain setelahnya

Selain itu, Nabi Muhammad juga bergelar al-Muttawakkil yang artinya orang yang berserah diri kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW juga disebut sebagai Nabi Pembawa Rahmat (Nabi ar-Rahmah), Nabi Al-Malhamah, dan Al-Fatih.

Masih banyak nama yang berkaitan dengan nama-nama tersebut di antaranya adalah Asy-Syahid, Al-Mubasysyir, Al-Basyir, An-Nadzir, Al-Qasim, Adh-Dhahuk, Al-Qattal, Abdullah, As-Siraj, Al-Munir, Sayyid Walad Adam, Shahid Liwa' Al-Hamd, Shahib Al-Maqam Al-Mahmud, dan lain sebagainya.

Jika nama beliau dikaitkan dengan sifat terpuji, maka beliau memiliki semua sifat terpuji tersebut.

Dalam hal ini harus dibedakan antara sifat terpuji yang dikhususkan untuk beliau dengan sifat terpuji umum yang juga dimiliki oleh manusia lainnya.

Nama-nama Rasulullah SAW ini dikategorikan dalam dua kelompok yaitu:

Adapun, jika sifat-sifat beliau dijadikan sebagai nama maka jumlah nama beliau menjadi lebih dari 200 nama.

Merangkum penjelasan di atas, beberapa nama dan gelar Nabi Muhammad SAW antara lain:

JAKARTA, iNews.id - Inilah lirik Muhammad Ibni Abdillah dalam teks Arab, latin, dan artinya.  Bukan lirik sholawat, Muhammad Ibni Abdillah merupakan lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Liriknya Ya Rasulallah Ya Habiballah artinya Wahai utusan Allah, wahai kekasih Allah. Mengutip dari berbagai sumber, Senin (27/11/2023) berikut lirik Muhammad Ibni Abdillah dalam teks Arab, latin, dan artinya.

Berpenampilan Rapi dan Teratur

Nabi saw dalam kehidupannya sangat-sangat rapi teratur. Beliau setelah membangun masjid, memberikan nama untuk setiap tiang masjid supaya mudah diketahui dan di samping tiang-tiang ini banyak hal yang telah dilakukan; tiang wufud (tempat para komisi), tiang Tahajjud (tempat menghidupkan malam-malam) dan... [105] Saf-saf salat begitu rapi dan teratur, beliau atur seakan-akan kayu-kayu panah yang teratur rapi tertata dan berkata: "Wahai hamba-hamba Allah, rapikanlah barisan saf kalian, karena jika tidak demikian, akan terjadi perbedaan di antara hati-hati kalian. Begitu juga benahi diri di dalam urusan kehidupan kalian". [106] Dia membagi waktu-waktunya menjadi tiga bagian; sebagian untuk beribadah kepada Tuhan, sebagian waktunya dikhususkan untuk diri dan keluarganya, dan sebagian yang lainnya untuk diri dan lingkungan masyarakatnya. [107]

Nabi saw bercermin di depan kaca, merapikan rambut kepalanya dan menyisirnya, beliau berpenampilan bukan hanya untuk keluarganya namun untuk para sahabatnyapun beliau melakukan hal itu. [108] Dalam mengadakan perjalananpun dia menjaga dan memperhatikan kebersihan dan kerapiannya, dan dia selalu membawa bersamanya lima hal; cermin, celak, sisir, sikat gigi dan gunting. [109]

Di dalam Alquran Nabi saw disebut "Ummi". Dan istilah ini biasanya digunakan untuk seseorang yang tidak mampu membaca dan menulis, Nabi tidak membaca dan tidak menulis. Alquran berkata: "Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Alquran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu" hal ini menunjukkan bahwa Nabi sebelum wahyu turun kepadanya, dia tidak membaca dan tidak menulis, di kelanjutan ayat tersebut Allah swt berfirman: "...andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)." [110]

Hijrah Kaum Muslimin ke Habasyah

Dengan semakin bertambahnya jumlah kaum muslimin, permusuhan dan pertentangan kaum Quraisy kepada Muhammad saw pun semakin tajam. Namun Muhammad berada dalam lindungan Abu Thalib dan karena adanya perjanjian diantara suku-suku, maka mereka tidak mampu mencelakai Nabi secara fisik. Akan tetapi mereka tak sedikit pun eggan menindas dan menyakiti para pengikutnya terutama mereka yang tidak memiliki pelindung. Penindasan yang dilakukan terhadap orang-orang yang baru masuk Islam bagi Nabi adalah hal yang sangat menyakitkan hatinya dan membuatnya berduka cita. Dengan terpaksa akhirnya Nabi menyuruh mereka untuk berhijrah ke negeri Habasyah seraya berkata kepada mereka: "Di negeri sana ada seorang raja yang tidak pernah menganiaya dan menindas seorangpun, pergilah kalian ke sana dan tinggallah di sana sampai Allah swt membebaskan kalian dari musibah ini."

Ketika kaum Quraisy mengetahui bahwa orang-orang yang baru masuk Islam ini ingin pergi berhijrah ke Habasyah, mereka mengirim Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah menghadap Najasyi raja Habasyah supaya mengembalikan orang-orang yang akan berhijrah ke negerinya itu. Najasyi setelah mendengar omongan perwakilan Quraisy dan jawaban kaum muslimin, ia menolak untuk menyerahkan orang-orang muslim tersebut kepada perwakilan Quraisy. Dengan demikian, perwakilan Quraisy kembali ke Mekah dengan tangan hampa. [33]

Lirik Sholawat Al Hijrotu, Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Terjemahan

مُحَمَّد إبْنِ عَبْدِ الله , وَيَا قَارِئ كِتَابِ الله Muhammad Ibni 'Abdillaah, Wa Yaa Qoorii Kitaabillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, dan wahai pembaca kitabullah (Al-Qur’an))

عَلَيْكَ قُبَّةُ الْخَضْرَاء , تُجَادِ فِيْ سَبِيْلِ الله'Alaika Qubbatul Khodhroo, Tujaadi Fii Sabiilillaah(Di atas Engkau (Nabi Muhammad saw.) berdiri kubah hijau, jalan Engkau berjuang di jalan Allah Swt.)

Lirik Sholawat Roqqota Aina, Arab, Latin, dan Terjemahannya

مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ الله , مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Muhammad Ibni 'Abdillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, Muhammad saw. putra Abdullah)

مُحَمَّد إبْنِ عَبْدِ الله , وَيَا قَارِئ كِتَابِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Wa Yaa Qoorii Kitaabillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, dan wahai pembaca kitabullah (Al-Qur’an))

Lirik Sholawat Ya Rasulullah Salamun 'Alaik Arab, Latin, dan Artinya

يَا رَسُولَ الله , يَا حَبِيْبَ اللهYaa Rasulallaah, Yaa Habiiiballaaah(Wahai utusan Allah Swt., wahai kekasih Allah Swt.)

مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ الله , مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Muhammad Ibni 'Abdillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, Muhammad saw. putra Abdullah)

مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ الله , مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Muhammad Ibni 'Abdillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, Muhammad saw. putra Abdullah)

مُحَمَّد قَالَ يَا رَبِّي , سُؤَالِي أُمَّتِي بَعْدِيMuhammad Qoola Yaa Robbii, Suaalii Ummatii Ba'dii(Muhammad saw. berkata “wahai Rabbku, bagaimana ummatku setelah aku tiada”)

مُحَمَّد قَالَ يَا رَبِّي , سُؤَالِي أُمَّتِي بَعْدِيMuhammad Qoola Yaa Robbii, Suaalii Ummatii Ba'dii(Muhammad saw. berkata “wahai Rabbku, bagaimana ummatku setelah aku tiada”)

وَسَمِّعْهُمْ مِنَ الذَّنْبِ , وَغَفَّارَ ذُنُوْبَ اللهWa Sammi'hum Minadz-Dzanbi, Wa Ghoffaaro Dzunuuballaah(Allah Swt. mendengar permintaan maaf, Dialah Maha Pengampun segala dosa hamba-Nya)

وَسَمِّعْهُمْ مِنَ الذَّنْبِ , وَغَفَّارَ ذُنُوْبَ اللهWa Sammi'hum Minadz-Dzanbi, Wa Ghoffaaro Dzunuuballaah(Allah Swt. mendengar permintaan maaf, Dialah Maha Pengampun segala dosa hamba-Nya)

يَا رَسُولَ الله , يَا حَبِيْبَ اللهYaa Rasulallaah, Yaa Habiiiballaaah(Wahai utusan Allah Swt., wahai kekasih Allah Swt.)

يَا رَسُولَ الله , يَا حَبِيْبَ اللهYaa Rasulallaah, Yaa Habiiiballaaah(Wahai utusan Allah Swt., wahai kekasih Allah Swt.)

مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ الله , مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Muhammad Ibni 'Abdillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, Muhammad saw. putra Abdullah)

مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ الله , مُحَمَّدْ إِبْنِ عَبْدِ اللهMuhammad Ibni 'Abdillaah, Muhammad Ibni 'Abdillaah(Muhammad saw. putra Abdullah, Muhammad saw. putra Abdullah)

Itulah lirik Muhammad Ibni Abdillah dalam teks Arab, latin, dan artinya.

Editor: Komaruddin Bagja

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ibrahim bin Muhammad (bahasa Arab: إبرهيم بن محمد) adalah anak bungsu dari nabi Islam Muhammad dan Maria al-Qibtiyyah. Ia lahir pada akhir bulan dari tahun 8 Hijriah.[1] Ia diberi nama sama dengan Ibrahim, salah satu leluhur bagi bangsa bangsa Arab dan Bani Israil. Ibrahim disusul oleh Ummi Sayf, istri dari Abu Sayf, sebagai tradisi bangsa Arab pada saat itu. Muhammad memberi beberapa ekor kambing untuk melengkapi persediaan susunya.[2] Ia meninggal saat berumur tujuh puluh malam, ada pula yang mengatakan saat berusia tujuh bulan, dan yang lain berpendapat berumur delapan bulan.

Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hasyim (bahasa Arab:محمد بن‌عبداللّه بن‌عبدالمطّلب بن‌هاشم) lahir pada Tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 570 di kota Makkah dan wafat pada 11 H/632 di kota Madinah. Nabi Besar Islam Muhammad saw termasuk dari salah seorang nabi Ulul Azmi dan sebagai nabi Allah yang terakhir, sebagai pengemban Alquran yang merupakan mukjizat utamanya. Ia mengajak umat manusia untuk berakhlak dan menyembah Allah Yang Esa. Ia adalah seorang pemimpin bijaksana, perintis syariat, pembaharu umat dan juga termasuk seorang panglima perang.

Walaupun ia lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang musyrik, namun selama hidupnya, ia senantiasa menjauhkan diri dari penyembahan patung-patung berhala serta menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang pada saat itu menjadi tradisi dalam masyarakat Arab Jahiliyah, Sampai pada akhirnya, di saat ia berusia 40 tahun, Allah melantiknya menjadi seorang Nabi. Pesan terpentingnya adalah mengajak umat manusia untuk bertauhid dan menyempurnakan akhlak. Walaupun kaum Musyrikin Makkah selama bertahun-tahun berlaku buruk kepadanya dan menyiksa sebagian dari pengikutnya, namun ia dan para pengikutnya sama sekali tidak melepaskan diri dari Islam. Setelah selama 13 tahun berdakwah di Makkah, akhirnya ia berhijrah ke Madinah. Hijrahnya ke Madinah adalah awal permulaan penanggalan Islam. Ia di Madinah telah menghadapi beberapa peperangan dengan pihak kaum Musyrikin yang akhirnya kemenangan berada di tangan kaum Muslimin.

Nabi saw dengan usaha dan jerih payahnya telah mengubah masyarakat Arab Jahiliyah dalam waktu yang singkat menjadi masyarakat yang bertauhid. Di masa hidupnya hampir seluruh masyarakat di semenanjung Arab telah memeluk Islam sebagai agama mereka. Dan pada periode selanjutnya hingga kini perkembangan Islam semakin terus berlanjut dan kini menjadi sebuah agama yang mendunia dan terus berkembang. Nabi saw telah berpesan kepada kaum Muslimin bahwa sepeninggalnya, hendaklah mereka berpegang teguh pada Alquran dan Ahlulbaitnya (lihat:Hadis Tsaqalain) dan jangan sampai terpisah dari keduanya. Hal tersebut disampaikannya dalam berbagai kesempatan, di antaranya pada peristiwa Ghadir, saat Imam Ali as dilantik sebagai khalifah sepeninggalnya kelak.